Evav.News,Langgur
- Pemda Maluku Tenggara tidak hadir  dalam syukuran hari jadi  Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ) Cabang Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara, yang digelar di Gedung Serba Guna Samping Gereja Anugerah, Selasa Malam (9/2/2021). 

Sala Satu senyor GMKI membenarkan ketidakhadiran orang nomor satu di kabupaten Malra tersebut.

“ Bupati tidak hadir juga tidak ada kalangan birokrasi yang mewakili beliau, pada hal beliau di undang, ada Pa Petrus Beruatwarin (Wakil Bupati) tapi kehadiran PB memenuhi undangan sebagai Ketua Persekutuan senyor GMKI,” Ucapnya singkat saat dihubungi Kamis (11/2/2021)

Dikatehui Ketidak hadiran Pemda  Malra dalam Dies Natalis Ke 71 GMKI tersebut disoroti senyor GMKI, Hengki Koedoeboen, M.M.

Koedoboen dalam sambutanya menyampaikan, Ketidakhadiran Pemda Malra pada syukuran GMKI harus didiskusikan dan direflesikan.

“ Ketidakhadiran Pemkab Malra pada syukuran 71 tahun GMKI harus didiskusikan dan direfleksikan, Saya Sebagai orang yang mendirikan GMKI di daerah ini, sekaligus Ketua Panitia Pembangunan gedung Gereja Anugerah, saya berani katakan ada apa Pemkab Malra tidak hadir ?. Ingat, GMKI tidak sendirian, kami akan tetap bersama GMKI, “ ucap  Koedoeboen.

Ia menegaskan, Pemerintah harus melihat pemuda sebagai satu aset Bangsa, karena semua OKP memiliki andil besar dalam membangun NKRI, faktanya banyak pemimpin di dunia baik di bidang swasta, politik, maupun pejabat publik lahir dan  besar dari organisasi kepemudaan.

Koedoboen mengatakan, mempersiapkan pemuda adalah tanggungjawab bersama, sehingga kehadiran Pemkot Tual dalam kegiatan tersebut merupakan kebanggaan dari Pemuda.

“ Saya sampaikan salam hormat kepada Walikota Tual, atas perhatian dan hadir di kegiatan GMKI, karena ini satu kebangaan pemuda,” Ungkapnya.

Koedoeboen mengingatkan, bahwa GMKI adalah organisasi Gereja, bukan organisasi politik, sehingga berkecimpun dalam GMKI,   wajib bergereja.

Dirinya mengingatkan oknum atau kelompok personifikasi GMKI dalam memberikan pandangan, jangan menggunakan simbol organisasi, tanpa dibicarakan dalam organisasi.

“ Saya ingatkan,agar jangan ada kelompok atau personafikasi dalam memberikan pandangan menggunakan simbol organisasi, tanpa berdiskusi dan dibicarakan dalam organisasi karena  dalam perspektif status GMKI, sebagai organisasi berbentuk kesatuan, disitu ada senior. Olehnya sehingga  ini  jadi catatan kritis dalam refleksi 71 tahun lahirnya GMKI, “ ujar Koedoeboen.

Koedoboen mengingatkan para kader GMKI, kalau mereka tidak sendiri.

Diakhir sambutanya, Senyor GMKI ini berharap agar  organisasi kepemudaan di Kepulauan Kei, baik di Kota Tual maupun Kabupaten Maluku Tenggara dapat diperhatikan oleh Pemerintah Daerah.(by Red)


Posting Komentar

Google+