Evav.News,-
PT Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan bantuan untuk pelestarian teripang yang merupakan salah satu hasil laut yang menjadi komoditas unggulan di Kepulauan Kei.

Berdasarkan sejarah, Kepulauan Kei dulunya adalah surga bagi biota laut ini. Namun permintaan teripang semakin meningkat sehingga berdampak pada menurunnya populasi teripang yang ada di Kepulauan Kei.

Dapat kita lihat bahwa siklus hidup teripang ini dapat dikatakan panjang, restocking akan biota laut ini harus dijaga mengingat keberlangsungan hidup dan kembang biak dari teripang itu sendiri. Saat ini, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan teripang sebagai satwa yang terancam (Endangered).

Olehnya itu, Pertamina peduli melalui program sosialnya, memberikan bantuan kepada kelompok “Salteray” yang ada di Desa Ohoitel Kecamatan Dullah Utara Kota Tual. Untuk dapat membangun hatchery untuk pembudidayaan dan habitat pembesaran di laut dengan berbasis kearifan lokal (Sasi).

Dimana Sasi ini merupakan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam (darat dan laut) yang sudah ada di Maluku sejak tahun 1840-an. Apabila telah dilakukan Sasi di suatu areal, maka masyarakat tidak diperkenankan untuk mengambil organisme yang di Sasi pada areal tersebut selama kurun waktu yang telah disepakati bersama.

Unit Manager Communication Relations dan CSR PT Pertamina (Persero) Regional Papua Maluku, Edi Mangun melalui via teleponnya mengungkapkan, kelestarian dan keberlangsungan akan suatu organisme hidup merupakan tanggung jawab kita semua. Pengambilan dari sumber daya alam yang ada, harus diimbangi juga dengan kebijakan untuk mengembangbiakkan agar kelestarian dan keberlangsungan organisme tersebut tidak punah.

Selain kegiatan utama Pertamina dalam menjaga ketersediaan energi, Pertamina juga berkomitmen dalam melakukan kegiatan sosial dalam rangka pelestarian atau konservasi dan juga mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan kapasitas dirinya melalui program pemberdayaan masyarakat.

Edi berharap, kedepan bantuan ini tidak hanya berbentuk konservasi dan pembudidayaan saja, akan tetapi bisa bergeser juga ke arah Ecotourism. Penggabungan konsep dari konservasi alam, pemberdayaan ekonomi dan pendidikan lingkungan, agar keberlangsungan program dapat dirasakan oleh banyak pihak.

“Kedepan perlu adanya perhatian khusus dari semua elemen masyarakat yang ada dan seluruh pihak-pihak terkait agar program ini dapat terwujud dan dapat menjadikan nilai tambah bagi masyarakat di Kepulauan Kei secara luas. Regenerasi pola pikir bersama untuk mengembangkan potensi yang potensial dari sumber daya alam yang ada, hingga pemanfaatan sumberdaya alam yang bijaksana,” ujar Mangun.

Ditempat terpisah, Ketua Kelompok “Salteray” George Koljaan mengakui, PT Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) telah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 200.000.000 untuk pengembangan pelestarian teripang.  Dana tersebut selain digunakan untuk pembangunan gedung budidaya, juga digunakan untuk pengadaan alat-alat untuk proses budidaya, serta pembelian benih teripang.


“Selaku ketua kelompok, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada PT Pertamina yang telah membantu kelompok kami, semoga adanya bantuan ini pelestarian teripang yang kami lakukan dapat berkembang dan bermanfaan bagi masyarakat Kota Tual dan Kepulauan Kei secara keseluruhan” ucap Koljaan saat ditemui Evav.News Senin (25/1/2021).(Bahar Usman)

Posting Komentar

Google+